Cerita Dewasa 18+ | ABG Kejolak Nafsu Liar Anya

Cerita Dewasa 18+, Waktu itu ketika sedang sibuk mencari kunci yang ada ditasnya dia disapa oleh penjaga kos yang bernama Aa Sultan, “neng Anya baru pulang atuh jam segini?” eh Aa Sultan iya nih A habis ngerjain tugas kelompok soalnya besok dikumpulin, samil berjalan menuju kamarnya Anya teringat bahwa lampu kamarnya mati dan belum sempat untuk mengganti.

Teriak Anya kepada Aa Sultan “A Sultan minta tolong dong” dengan nada yang agak keras karena kamar dan pos jaga lumayan jauh jaraknya, Aa Sultan pun medatangi kekamar Anya ”ada apa neng kok teriak teriak”

“ini A boleh minta tolong untuk beliin lampu, soalnya saya lupa beli waktu keluar tadi”
Jawab Aa Sultan “sini aku belikan neng warung didepan masih buka kok” Anya mengeluarkan selembar uang 20rb.

“Beli yang bagus ya A. Kembaliannya ambil saja.”
“Sip, Neng.”, Ujar Aa Sultan sambil mengambil uang dan berjalan pergi.
“Oia, A. Tolong sekalian dipasang ya A. Langit-langitnya tinggi. Saya mau mandi, nanti langsung masuk saja. Pintunya ga dikunci.”

Aa Sultan mengangguk sambil terus berjalan. Aa Sultan berusia sekitar 50 tahun. Pipinya yang tirus membuatnya terlihat tua. Selain menjadi penjaga kosan, Ia juga bertani di sawah belakang kosan.

Itu sebabnya warna kulitnya terlihat sangat gelap kecoklatan. Anya memasuki kamar, menutup pintu, dan mulai membuka pakaiannya satu persatu.

Ia membuka kaos dan jins yang dipakainya sejak pagi hari. Melemparkannya ke tumpukan pakaian kotor. Dengan BH dan celana dalam Anya berjalan ke kamar mandi kemudian menyalakan keran air. Pintu kamar mandi ditutup,

Anya melepas BH dan celana dalam, meletakkannya di ember yang khusus disediakan untuk pakaian dalam.

Ia mulai mengguyurkan air dari ujung kepala. Segar sekali rasanya ketika tetesan-tetesan air membasuh rambut, wajah, leher, pundak, dan payudaranya. Beberapa tetesan kecil menyentuh puting Anya yang berwarna merah muda.

Ia kembali mengguyur tubuhnya, kali ini air membasuh perut, paha, dan bongkahan pantat Anya yang begitu mulus berwarna putih bersih. Sedikit tetesan air dengan genitnya menjalar ke selangkangan Anya, menyapu kulit vagina yang tembam, merangsek ke sela-sela vagina seperti sebuah lidah yang ingin menjilat klitoris.

Anya mulai membersihkan tubuhnya dengan sabun cair. Dioleskan sabun cair di dada dan payudaranya. Ia menggosok perlahan sambil mengelus-elus payudaranya. Tiba-tiba darahnya mengalir lebih cepat. Ada gelombang nafsu yang mulai menguak dari dalam diri Anya.

Tidak biasanya Ia menjadi nafsu karena sentuhan tangannya sendiri, mungkin karena sudah 1 bulan lebih tidak ada yang merambah tubuh indahnya. Elusan tangan kanan ke payudaranya mulai berubah menjadi remasan, sementara tangan kirinya bergerak menyentuh vagina yang sudah tidak sabar ingin dimanja. “Mmpphhhh…” eluh Anya keluar dari mulutnya.

Sudah lebih dari 1 bulan yang lalu Anya putus dengan Jaka. Laki-laki kedua yang pernah bersetubuh dengan Anya. Anya mengakui bahwa Jaka lebih pintar dalam urusan sex ketimbang pacar pertamanya.

Cerita Dewasa 18+ | ABG Kejolak Nafsu Liar Anya

Dan itu yang membuat Anya selalu ingin bersama Jaka, hingga suatu hari Anya mengetahui ternyata jaka berselingkuh. Mengingat kejadian perselingkuhan Jaka, seketika itu emosi Anya muncul. Nafsu yang melanda sebelumnya hilang begitu saja. Anya bersegera menyelesaikan mandinya. Ia membasuh sabun-sabun di tubuhnya.

Saat ingin mengeringkan tubuh dengan handuk, Anya baru tersadar handuknya tidak ada. Ia biasa melakukan hal seperti ini – tidak membawa handuk ke kamar mandi. Anya membuka pintu kamar mandi.

Dengan sangat terkejut, Anya melihat sosok seorang pria tua, berwajah tirus, berkulit coklat tua, sedang duduk di ranjang sambil melihat tubuh Anya yang tanpa busana.
Tubuh Anya kaku tak bergerak akibat syok, wajahnya memerah karena malu. Sementara Aa Sultan masih terus menatap Anya. Tubuh Anya yang masih basah terlihat kemilau akibat pantulan cahaya. Payudaranya membusung, meneteskan air tepat dari puting merah mudanya.

Dari vaginanya yang seolah mengintip Aa Sultan terlihat mengucurkan air sisa pembersihan tubuh Anya, Anya berusaha menguasai kembali tubuhnya.

Setelah kesadarannya pulih, dengan cepat Anya kembali masuk ke kamar mandi. Menutup rapat pintu kamar mandinya.
“Ma… maaf A. Saya lupa handuknya. Bisa tolong ambilkan di meja?” minta Anya dengan suara gemetar. Klek.. Anya seperti mendengar suara pintu terkunci. Suaranya begitu samar hingga ia tidak yakin betul.
“Ini, Neng.” Ujar Aa Sultan dari balik pintu kamar mandi.

Anya membuka sedikit celah kamar mandi, menjulurkan tangannya mengambil handuk dari tangan Aa Sultan. Ia segera mengeringkan tubuhnya.
Anya keluar berbalut handuk – yang sialnya adalah handuk kecil. Handuk yang ia kenakan tidak mampu melilit seluruh tubuhnya. Ujung handuk ia pegang dengan tangan kiri, sementara sedikit celah memperlihatkan pinggul dan paha Anya.

Dada Anya pun tidak tertutup dengan baik, belahan indah payudara dan sedikit tepian puting berwarna merah muda mencuat begitu menggoda. Handuk bagian bawah hanya menutupi sekitar 5 cm ke bawah dari vagina Anya.

Anya berjalan perlahan, mata Aa Sultan tidak sedetik pun lepas dari tubuh Anya
“Ee.. Neng, itu lampunya sudah saya pasang.” Ujar Aa Sultan sambil berdiri memecah kebisuan.
“Iya, A” jawab Anya pelan, “Maaf A, saya mau pakai baju.” Lanjut Anya, berharap Aa Sultan sadar untuk meninggalkan kamarnya.

“Oh, iya Neng. Tapi saya boleh pinjam kamar mandi? Mau buang air kecil.” Pinta Aa Sultan.
“Bukannya di luar ada A yang biasa dipakai.” Sergah Anya sedikit kesal.

“Kebelet Neng. Sebentar kok.” Dengan cepat Aa Sultan masuk kamar mandi tanpa menunggu persetujuan Anya.
Anya mendengar kucuran air seni Aa Sultan begitu deras. Segera ia mananggalkan handuk menggantinya dengan daster favoritnya.

Tak lama Aa Sultan keluar. Bejalan menghampiri Anya.
“Neng Anya, ada yang bisa dibantu lagi?” Tanya Aa Sultan. Sekarang ia telah berdiri tepat di depan Anya. Belum sempat Anya menjawab pertanyaan tersebut, Aa Sultan mengelus rambut Anya.

“Aa….” ujar Anya sambil berjalan mundur menghindari tangan kasar Aa Sultan.
Aa Sultan terus mendekati Anya, sementara Anya terus mundur menghindar hingga tubuhnya terbentur tembok. Aa Sultan merapatkan tubuhnya ke Anya yang sudah terpojok.

“A, jangan a.” Lirih Anya. Sementara tangan Aa Sultan kembali mengelus rambut Anya yang wangi itu.
“Tenang aja neng. Itu neng Sasha juga lagi asik sama pacarnya. Kita jangan kalah dong.” Kata Aa Sultan dengan tenang penuh keyakinan.

“A, tolong a. Jangan. Saya teriak kalau aa bagini terus.” Papar Anya penuh ketegaran di tengah posisinya yang tidak baik itu.
“Neng mau teriak? Lalu orang-orang datang. Saya diusir. Tapi besoknya saya ke sini sama temen-temen lho. Khusus buat Neng Anya.” Ancam Aa Sultan penuh kemenangan.

Anya terteguh mendengar ancaman itu. Membayangkan dirinya dikroyok orang-orang sekelas Aa Sultan. Mengerikan. Anya bukan termasuk wanita hipersex. Ketika ketakutan melanda pikiran Anya, Aa Sultan melanjutkan kata-katanya.
“Sudah lah neng. Biasanya juga sama pacarnya kan. Kalau tidak salah udah lebih dari 1 bulan ga diservis ya neng? Sini sama aa aja.” Aa Sultan terus meraba Anya, kali ini lengan Anya menjadi sasaran.

Bulu kuduk Anya merinding ketika kulit putih mulusnya bersentuhan dengan tangan Aa Sultan. Ditambah lagi kata-kata Aa Sultan tentang aktivitas sexnya benar-benar membuat Anya malu. Wajahnya merah padam.
“A sudah a. Jangan a. Tolong.” Dengan wajah nanar Anya memohon.

Aa Sultan menekan tubuh Anya ke bawah. “Isepin kontol Aa ya neng.” Pinta Aa Sultan. Dalam posisi berjongkok, Anya kebingungan harus bagaimana. Tentu ia pernah menghisap penis tetapi bukan dalam keterpaksaan seperti ini.
“Ayo neng. Turunin dulu celana a. Trus isep. Ga perlu saya kasarin kan supaya neng mau. Ato ga harus saya panggil temen-temen saya kan.” Aa Sultan kembali mengancam dengan sikap begitu tenang.

Anya mulai menurunkan celana pendek Aa Sultan. Tangannya gemetar, keringat dingin mengucur dari pori-pori kulitnya. Anya terus menarik hingga kaki Aa Sultan, ia menatap celana yang telah terlepas tanpa melirik ke atas.
“Ayo neng, liat ke atas dong.” Perintah Aa Sultan sambil tertawa pelan.

Anya mengangkat wajahnya. Terkejut melihat sebuah penis yang sudah keras tidak lagi ditutupi celana dalam mengacung tepat mengarah ke wajahnya. “Baa… a ga a celana dalam?” pertanyaan polos keluar dari mulut Anya. “Itu ada di kamar mandi. Sama baju dalam kamu yang lain.” Jawab Aa Sultan sambil terkekeh.

Aa Sultan memajukan penisnya. Kepala penisnya menyentuh bibir Anya yang manis. “Dibuka neng bibirnya.” Pinta Aa Sultan. Anya membuka mulutnya dengan penuh keraguan. Penis Aa Sultan mulai masuk dengan perlahan ke mulut Anya.
Aa Sultan mulai menggoyang-goyangkan penisnya menyodok mulut Anya, dengan kedua tangannya yang menggenggam kepala Anya. Sementara itu kedua tangan Anya memegang kaki Aa Sultan sambil berusaha melepaskan diri. Mphhh….. mpphhhh… penolakan Anya hanya terdengar seperti lenguhan.

“Ahhh…. Achhh… bibirnya enak banget neng. Ahhh.. terus neng.” Rancau Aa Sultan sambil terus menggoyangkan pantatnya. Berselang 2 menit kemudian. Aa Sultan berhenti mengocok penisnya, tetapi ia membiarkan penis hitamnya tetap di dalam mulut Anya. Nafas Anya mulai terengah-engah. “Neng, lidahnya mainin dong di dalam.”

Pinta pa Heri, “Achh… iyaaahhh.. gitu neng… pinter bangettt.. achhhh….” Lidah Anya bergoyang-goyang mengelus-elus penis di dalam mulutnya dengan lembut. Kepala penis Aa Sultan selalu tersentuh lidah Anya. Sesekali ada hisapan yang Anya lakukan. Aa Sultan semakir merancau menikmati penisnya dalam mulut Anya.

“Sudah Neng Anya. Saya ga kuat sama lidah neng. Ahhh….” Aa Sultan mengangkat tubuh Anya. “Pacar neng untung banget dapetin neng. Cantik, mulus, jago ngisep kontol.” Aa Sultan mulai kembali mengelus lengan Anya yang tidak tertutupi.

“A sudah pa. haahhh… jangan dilanjutkan A.” Keluh Anya dengan wajah memelas meminta menyudahi permainan Aa Sultan dengan nafas terengah-engah. Aa Sultan menyibakkan rambut Anya kebelakang, lehernya yang jenjang terbuka lebar. Dengan sigap Aa Sultan mulai mencium lembut dan menjilat leher Anya. Sementara tangannya meraba perut Anya.

“Mpphhhh… A, sudaahh.. ahh.. mpphhh..” Gejolak nafsu mulai melanda Anya, namun ia tetap berusaha menahannya sekuat tenaga. Aa Sultan membalikkan tubuh Anya, ia menyibak rambut yang menutupi leher dan tungkuk. Aa Sultan kembali menciumi sambil menjilat bagian sensitif Anya tersebut. “ahhh… A hentikannn.. mmppphhhh.”

Aa Sultan mendekatkan bibirnya ke kuping Anya. “Neng Anya ini seksi sekali. Tadi saya intip dari etalase waktu neng mandi. Enak ya neng ngeremes tetek sendiri. Saya bantu ya sekarang.” Bisik lebut Aa Sultan ke telinga Anya. Mendengar bisikan itu Anya seperti kehilangan harapan. Dilihat tanpa busana, ketahuan ML, dan sekarang ia tahu Aa Sultan melihat saat ia akan masturbasi.

“Saya remes ya neng teteknya.” Jemari Aa Sultan merambat menuju 2 payudara Anya. Saat jemari menyentuh payudara. “Lho, ga pake BH, neng?!” Tanya Aa Sultan dengan sedikit terkejut. “Jangan-jangan?!” dengan cepat tangannya menyibak daster membuka bongkahan pantat Anya. “Wah, si Neng bisa aja.

Bilang ga mau tapi udah siap-siap gini.” Ledek Aa Sultan. “Kan, mau tidur .” Ujar Anya membela diri dengan percuma sambil membalikan wajah sementara jarinya tergigit di mulutnya.
Aa Sultan sibuk meremas pantat, sementara tangan kirinya meremas payudara Anya. Posisi berdiri Anya yang sedikit menungging semakin membuat seksi tubuhnya. “Paakkkk…”, “Iya Anya”, “Sudah ya mpphhh.. Aa..”, “Yakin neng?” jemari Aa Sultan menyentuh bibir vigina Anya.

“Achhh… paa..”. tangan Aa Sultan menjulur ke wajah Anya, memperlihatkan jemarinya yang tadi menyentuh bibir vagina Anya.
“Neng Anya, ko basah ya?” canda Aa Sultan. Anya menatap Aa Sultan sambil tersenyum malu.
“aa jahat ih.” suara manja terlontar dari mulut Anya yang sebelumnya diisi penis Aa Sultan.

Tangan Aa Sultan kembali mengelus pinggul Anya. Sambil menciumi leher, Aa Sultan berbisik, “Neng Anya, mau dilanjutin ga ni?”,

“Mmmpphhh.. lanjutin apa Aa?”, “n.g.e.n.t.o.t”, “ih, acchhh.. aakk..” tangan Aa Sultan mulai meremas payudara Anya. “Iya Aa.. lanjutinnnn paak.. aahhh..”

“Aa.. aku mau ciuman yah.” Aa Sultan mendekatkan wajah. “Mmpphhh.. A, kontolnya aku pegang yah.. aku suka banget sama kontol aa.” Bujuk Anya.

Aa Sultan dan Anya mulai saling berciuman. Lidah mereka saling melipat, bergesekan dengan lembut. Meningkatkan birahi keduanya. Mmpphhh…. Mmpphhhh…
“A gendong aku ke kasur ya.” Aa Sultan langsung mengangkat Anya, merebahkannya ke atas kasur.

Anya menapat Aa Sultan. “A, aku malu. Kayak cewe murahan.”, “Ngga ko neng. Nikmatin aja.”, Aa Sultan kembali melibas bibir Anya. Mmpphhhh… desah Anya yang mulai tidak ditahan lagi. “Aa Sultan. Mmphhh.. telanjangi aku. Mphh..”
Aa Sultan mulai mengangkat daster Anya. Vagina Anya yang tembam ditutupi rambut-rambut tipis tercukur rapih. Aa Sultan tak henti menatap tubuh Anya yang terbuka perlahan, memperlihatkan keindahannya.

Anya mengangkat tangannya. Membiarkan daster favoritnya terlepas dari tubuh yang sekarang tidak tertutupi sehelai kain pun. Payudara Anya yang tidak terlalu besar membusung dengan puting menegang, seakan meminta dijamah. Aa Sultan memulai kembali dengan menciumi dan menjilati leher Anya.

Lenguhan terlepas dari mulut Anya. Darah mendesir lebih cepat. Aa Sultan menurunkan ciumannya ke payudara Anya. Menjilat turun di sisi payudara, berputar mengelilingi payudara Anya.

“eeuhhh.. A, aku nafsu bangettt…” rancu Anya memohon Aa Sultan meningkatkan agresivitas. Aa Sultan menjilat kecil puting Anya yang sudah sangat keras. Ia memberi kecupan kecil. “Neng Anya, putingnya keras banget.” Ujar Aa Sultan sambil menatap Anya yang sedang memejamkan mata. “mmpphhh.. iya A. Emut puting aku Aa.. remesss…” pinta Anya.

Aa Sultan mengemut puting Anya sambil memainkan lidahnya, sementara tangan kanannya merepas payudara Anya yang lain. “aahhh… eemmmppp… enaakkk A..” Anya meremas rambut Aa Sultan, menekan kepala Aa Sultan ke payudaranya. “uughhh… A, mau ngentottt. Mauu kontolll.. aahhh..” rancu Anya tak terkendali. Ia melepas cengkraman dari kepala Aa Sultan.
Aa Sultan mengangkat tubuhnya melepaskan mulutnya dari puting Anya. Ia mendekatkan diri ke wajah Anya. Penisnya yang keras mengacung tepat di wajah Anya.

“Tadi neng ga mau, bukan?” pancing Aa Sultan. Anya mendekatkan hidungnya ke ujung penis Aa Sultan. Menyentuh tepat di lubang kecil penis Aa Sultan. Ia menghirup perlahan aroma penis yang khas sambil memejamkan mata. Ujung hidungnya merambat ke pangkal penis, pipi Anya pun menempel ke batang penis Aa Sultan.

“Sekarang aku mau A. Sampe masuk kontol aa ke memek aku juga aku mau.” Nafas Anya mulai memelan, “aku emut lagi ya A.” Aa Sultan merubah posisinya, ia menyandarkan punggungnya ke tembok dengan posisi terduduk.
Anya menundukkan wajahnya mendekati penis dengan posisi menungging di atas kasur. Jari jemarinya yang manis mulai menyentuh lembut kulit penis Aa Sultan. Digenggamnya penis dengan satu tangan. Anya mulai menggerak-gerakkan tangannya ke atas-bawah.

“aacc..chhh… eehhh.. aahhh nenggg…”
“Enak ya A..” ucap Anya sambil menatap genit ke arah Aa Sultan.
“eemmmhhhh…” sinta menjulurkan lidahnya. Menjilat ujung kepala penis yang semakin mengeras.
Tak lama jilatan sinta berubah menjadi emutan dan hisapan di kepala penis dengan tangannya yang masih terus mengocok. Aa Sultan terus mendesah semakin keras.

Lidah sinta bermain-main di dalam mulutnya, mengelus-elus kepala penis. Tiba-tiba Aa Sultan bergetar kuat. “aachhhhh….” Sebuah erangan panjang keluar dari mulutnya. Cairan sperma meleleh dari dalam penis.
“mmpphhhh..” Anya masih mengocok penis dengan tangan kanannya, mulutnya masih diisi kepala penis Aa Sultan menanti tetesan terakhir sperma.

Ia melepaskan penis dari mulutnya, mengangkat kepalanya menghadap Aa Sultan dengan wajah penuh senyum. “Liatin sperma aa dong, neng.” Pinta Aa Sultan. Sinta membuka mulutnya, menjulurkan lidahnya yang dipenuhi cairan berwarna putih susu.
Anya kembali menutup mulutnya. Tidak segera menelan sperma, ia justru memainkan sperma itu di dalam mulutnya. Menikmati aroma dan rasa sekaligus sensasi tersebut. Glek… sperma Aa Sultan menuju perut Anya. Anya menyeringai dengan wajah penuh kegembiraan. Ia mendekat ke Aa Sultan, melupat bibir penjaga kosannya.

“Seneng banget sih, neng?” Tanya Aa Sultan sambil mengelus payudara yang tidak tertutupi apapun.
“Sperma aa enak.” Ucap Anya dengan sedikit malu-malu sambil merebahkan tubuhnya di atas dada Aa Sultan.
“Istirahat dulu ya neng. Nanti lanjutin.”

“Lanjutin apa A?” Tanya Anya sambil melihat Aa Sultan.
Tidak langsung menjawab, Aa Sultan menggerakkan tangannya. Menyentuh bibir vagina Anya, kemudian menyelusupkan jari tengahnya ke sela bibir vagina. “lanjutin ini. Ngeringin memek kamu. Nih, basah.”

“ahhhh… mpphhhh…” eluh Anya sambil menggigit bibir bawahnya, “ga ah, A. Malu aku ngentot sama penjaga kosan.” Ucap Anya sambil memejamkan matanya, menikmati sentuhan lembut di vaginanya.

“Supaya neng mau harus gimana?” Tanya Aa Sultan.
Perlahan paha Anya menjepit tangan Aa Sultan, sementara tangannya mencengkram pergelangan tangan Aa Sultan. Tubuhnya tidak ingin jejari Aa Sultan lepas dari vaginanya.

“Katanya tadi ga mau dilanjutin.” Protes Aa Sultan.
“Aku binal ya A?” Tanya Anya dengan wajah sayu.
“Neng Anya itu bispak. Bisa aa entot kapan aja aa mau.”
“aahhhh.. aa jahat.. mmpphhh.. masukin jarinya A…”
“Lanjutin nanti ya neng. Istirahat dulu.”
“aa bilang yang mesum-mesum dulu dong.” Pinta Anya.
“Memek Neng Anya mau dijilatin nanti?” Anya mengangguk, “Dimasukin kontol aa? Kita ngentot.”
“Mau banget, A” jawab Anya dengan berbisik.
“Sampai puas!” ucap Aa Sultan ikut berbisik. Mereka kembali berciuman. Kemudian tertidur bersama.

Pukul 03.00, Anya masih tidur dengan nyenyak. Dalam mimpinya, Anya merasakan kenikmatan yang menjalar di seluruh tubuhnya. Entah ia sedang ‘mimpi basah’ atau tidak, tetapi ada eluhan-eluhan yang keluar dari mulutnya. Mmpphhhh… mmpphh…

Anya mulai sadar di tengah tidurnya. Matanya masih terpejam, tetapi Ia semakin menyadari kenikmatan di sekujur tubuhnya. Membiarkan tubuhnya menggelinjang kenikmatan. Anya tidak ingin membuka matanya, kemudian terbangun dari tidurnya. Ia ingin menikmati tidurnya yang penuh kenikmatan.

Lambat laun kesadarannya semakin menguat saat mendengar suara-suara kecupan. Anya mulai teringat bahwa Ia sedang tidur dengan Aa Sultan tanpa busana yang menjanjikan kelanjutan permainan mereka. Anya membuka matanya untuk meyakinkan diri tentang apa yang dari tadi Ia rasakan. “Aa… mmpphhhh.. curannggg..” ucap Anya sambil menggigit bibir bawahnya menatap Aa Sultan yang sedang menjilat vagina Anya.

Aa Sultan mengangkat wajahnya. “Neng tidurnya nyenyak banget. aa ga enak banguninnya.” Tangan Aa Sultan mengelus-elus paha Anya. “Jadi aa mulai aja duluan.” Ucapnya sambil tersenyum. Anya membalas dengan senyum manis, kedua tangannya menjulur ke arah Aa Sultan. Aa Sultan mendekat, mendekap dalam pelukan Anya.
“Enak ya, neng. Kayak mimpi melayang-layang.”

“Mmm..” Jawab Anya dengan suara menggoda.
Mereka mulai bercumbu, dengan tangan saling meraba tubuh lawannya. Mmpphhh… hhmmmm…. Eluh masing-masing. Aa Sultan mulai menurunkan kecupannya ke leher, dada, payudara, puting, perut, hingga ia kembali berkonsentrasi ke vagina Sinta. Diawali dengan kecupan kecil.

“mmpphhh.. Aa…” kemudian jilatan panjang, menjilat seluruh bagian luar vagina Sinta. Sinta mendesah semakin keras. Akhirnya Aa Sultan memulai emutan di vagina Sinta, lidahnya menjulur masuk menjilat-jilat bagian dalam.
“aaacchhh… ennakkk A.. eehhhmmpphhh…”

Slurrppp… slurrppp.. jilatan, hisapan, dan emutan Aa Sultan bersuara semakin keras. Tubuh Anya tidak sanggup menahan kenikmatan dari vaginanya. Ia mengangkat pantatnya, mendorong vaginanya ke mulut Aa Sultan yang sedari tadi menempel, seakan menginginkan lebih. Aa Sultan paham betul, Ia mengangkat wajahnya, kemudian meletakkan jari jemarinya di bibir vagina Anya.
“Haahhh… aahhh..” nafas Anya memburu, “Iya begitu A.. eemmppphhh…” Anya menengadahkan wajahnya sambil mendesah saat jari tengah Aa Sultan menekan dan mengelus klitorisnya. Aa Sultan mendekatkan wajahnya ke Anya, Anya menyambut dengan ciuman begitu ganas. Nafsu telah menguasai tubuhnya.

Tangan Aa Sultan sudah terjepit kuat paha Anya. Hanya jari jemarinya yang masih bisa bermain-main di vagina Anya. Anya terus menggelinjang kuat dengan suara desahan yang tertahan akibat berciuman dengan Aa Sultan, merapatkan tangannya di punggung Aa Sultan.

“Acchhhh… Aa, enakkk.. mmpphhhh..” lenguh Anya melepaskan ciumannya. Aa Sultan semakin bersemangat ketika melihat ekspresi wajah Anya dipenuhi nafsu. Membayangkan seorang wanita yang usianya belum mencapai setengah usia Aa Sultan, dipenuhi nasfu ingin bersetubuh. Aa Sultan mempercepat gesekan jarinya di vagina Anya.

“Aaaaccchhhhh….” Desahan panjang Anya disertai tubuhnya yang tiba-tiba menjadi kaku. Pahanya mencengkram kuat tangan Aa Sultan hingga tidak bisa bergerak. Cairan bening keluar dari vagina Anya. Wajahnya meringis.
Ia melonggarkan pahanya, melepaskan tangan Aa Sultan. Sesekali tubuhnya masih mengejang, sementara dari vaginanya masih mengeluarkan cairan kenikmatan. Wajahnya masih dipenuhi ketegangan, hingga akhirnya senyum kepuasan menghiasi wajahnya.

“Enak banget, A.” Ucap Anya dengan vagina yang masih menetesnya cairannya.
“Iya, aa suka liat kamu lagi nafsu begitu.” Aa Sultan mendiamkan Anya untuk beristirahat sejenak.
5 menit berlalu, mereka berbincang-bincang tertutama mengenai pengalaman Anya bersetubuh dengan lelaki lain. Anya merasa malu membicarakan hal tersebut, tetapi karena nafsunya masih tinggi membuatnya tidak lagi peduli.

“Aa Sultan ga nikah?” Tanya Anya sambil mengelus-elus penis Aa Sultan.
“Ada yang muda-muda kayak Neng Anya buat apa nikah.” Jawab Aa Sultan membiarkan penisnya tetap mengeras. Mendengar jawaban tersebut, Anya teringat Mbak Wulan dan 3 mahasiswi lainnya yang dulu menempati kosan ini.
“Mmm.. Pantesan Mbak Wulan sama yang lain dulu betah banget ya ngekos disini. Jadi gara-gara ini.” Ucap Anya sambil mengocok penis Aa Sultan,

“Enak ya A. Bisa ngentotin mahasiswi cantik terus.” Ketus Anya. Selain dirinya masih ada 2 mahasiswi yang saat ini menempati kosan tersebut. Apa Sasha dan Nadya pernah begini juga ya? Tanya Anya dalam pikirannya.
Aa Sultan merubah posisinya, jari tangannya menyentuh bibir vagina Anya yang masih basah. “Udah ga sabar ya neng dimasukin kontol aa?” Anya hanya mengangguk pelan, wajahnya tidak mampu menutupi kegembiraan atas pertanyaan Aa Sultan.

Anya mengambil kondom di laci meja belajarnya. Dengan penuh kasih sayang, ia mengelus-elus penis Aa Sultan kemudian mengulum, memastikan penis itu telah mengeras kuat. Kondom tipis dengan perlahan disarungkan ke penis Aa Sultan. Anya tersenyum tipis, membayangkan kenikmatan yang akan didapatnya.

Aa Sultan memposisikan diri di atas tubuh Anya. Dengan paha terbuka, Anya tidak sabar menanti penis memasuki liang vaginanya. Kepala penis Aa Sultan menempel dan menggesek-gesek bibir vagina Anya. “Neng, ga mau masuk nih. Mesti dibujuk dulu.” Ucap Aa Sultan menahan jegolak nafsunya menyetubuhi Anya.

Anya paham maksud Aa Sultan, Ia menggenggam pinggul Aa Sultan. Tetapi bukannya langsung menarik pinggul tersebut agar penis Aa Sultan masuk, Anya mengawalinya dengan raut wajah penuh nafsu. “Aa… Masukin kontolnya ke memek aku yah.” Ucap Anya dengan nada memohon, “Aku udah ga kuat. Pengen ngentot, A.” Anya mulai menarik pinggul Aa Sultan. Nafsu Aa Sultan meningkat mendengar permintaan Anya, Ia pun mulai mendorong penisnya.

Penis Aa Sultan mulai menjelajahi liang vagina Anya. “Uughhh.. Neng, enak banget memeknya. Mmpphhh..”
“Dorong terus A. Masukin semuanya. Kontol aak kerr..ass bangett.. mmpphhhh..” Ucap Anya diakhiri desahan.
Perlahan seluruh penis Aa Sultan masuk ke dalam vagina Anya. Mereka berdua bercium seperti sepasang kekasih.
“Ayo, A. Kocokin ke dalem. Aku suka kontol aa.” Rajuk Anya. Aa Sultan tersenyum senang, kemudian mulai menarik penisnya. Mmpphhhh… keduanya berdesah.
Aa Sultan memulai persetubuhannya dengan tempo perlahan. Ia menarik dan mendorong penisnya perlahan untuk menikmati betul vagina Anya yang masih sempit. Sesekali Aa Sultan mendorong dalam penisnya, hingga Anya mendesah panjang. Perlahan Aa Sultan meningkatkan kecepatannya menggesek vagina Anya.

“Accchhhh… iya A. Terus A.. enakkk.. eeuuhhhh.. mmpphhhh.. kontol aa ennaaakkk…” Anya mulai merancau saat gesekan penis Aa Sultan semakin cepat. Nafas keduanya semakin menggebu.
“Memek neng sempit banget.. aaccchhhh… mmppphhhh…”
“Iya Aa… teruss.. uugghhhh… kocok terus Aa..” Aa Sultan semakin cepat mengeluar-masukkan penisnya.
“Tengkurep neng. Aahhhh…”

“Iyah Aa… accchhh… jangan dilepas A kontolnya.. enak bangettt…” Anya membalik tubuhnya tanpa melepas penis dari vaginanya. Aa Sultan memandangi bongkahan pantat putih bersih dengan penisnya yang keluar-masuk vagina Anya. Nafsunya menggila. Ia mengocok semakin cepat.

“Accchhhh, enakan Ae jari ato kontol, nenggg?” Tanya Aa Sultan dengan nafas menggebu.
“Kontol… Anya suka Aeee konn.. toll aa.. aaaahhhh.. terus A..”
Aa Sultan mengangkat pinggul Anya, ingin Anya menungging. Aa Sultan terus mengocok vagina Anya yang semakin basah hingga terdengar suara kecipak air.

“Uuughhhh… ga kuat Aa… aacccchhhhh.. oooghhhh…” Tubuh Anya bergetar, ada lelehan cairan keluar dari vaginanya. Aa Sultan menahan penisnya di dalam tanpa gerakan. Menidurkan Anya dalam posisi terkelungkup. Aa Sultan menindih tubuh Anya, sambil menggoyang-goyangkan penisnya perlahan.

“hhaaahhhh… enak banget A.” Aa Sultan mengecup pipi Anya.
“Mau lagi neng?”
“Sampe aa puas. Memek aku buat kontol aa.” Ucap Anya sambil mencium bibir Aa Sultan.
Aa Sultan mulai kembali mengocok vagina Anya dengan penisnya. Tangannya menyelusup ke payudara Anya. Meremas kuat tetapi lembut. Nafas Anya kembali meningkat.

Ia melirik kebelakang, melihat pantat Aa Sultan yang hitam bergoyang naik-turun. Sementara pantatnya sendiri tertindih Aa Sultan. Anya menjulurkan tangannya, mengelus pantat Aa Sultan. “Uuughhhh.. mmppphhh.. terusss A. Entotin akuuu..” rancau Anya sambil memejamkan matanya menikmati hujaman penis Aa Sultan.

Aa Sultan kembali mengangkat pinggul Anya. Menginginkan posisi itu kembali. “aacchhh… Aa udah mau keluuarr?” Tanya Anya dengan nafsu terus menggebu. “Iya neng.. accchhh… sebentar lagii…” Aa Sultan mempercepat kocokannya.
Anya menggigit bantal di depan wajahnya. Menahan kenikmatan di sekujur tubuhnya. Sementara tangannya meremas-remas kain sprei hingga sangat berantakan.

“Ooohhhh,,, ooogghhh…. Aa ga kuaattt. Mau keluar lagiii.. oouugghhhh…” lenguh Anya tidak mampu menahan diri. “Iya, nengg. Bareng sama aa.. aacchhhh…”
Aa Sultan menekan dalam penisnya ke vagina Anya. Spermanya keluar tertahan kondom yang dikenakan. Sementara vagina Anya kembali mengeluarkan cairan bening.

Keduanya melenguh bersamaan. Panjang. Terdengar penuh kenikmatan.
Anya kembali tertidur dengan posisi terkelungkup, sementara Aa Sultan menindih di atasnya. Penisnya tetap berada di dalam vagina Anya yang masih berkedut. Tubuh keduanya dibasahi keringat yang keluar dari pori-pori.
“Enak, neng?”

“Enak banget A. Makasih ya.” Jawab Anya sambil mencium bibir Aa Sultan.
“aa ke kamar ya neng.” Ucap Aa Sultan sambil mencabut penisnya. Melepaskan kondomnya kemudian membuangnya di tempat sampah.

“Iya A. Aku mau langsung mandi. Ada kuliah pagi.” Jawab Sinta. Aa Sultan segera mengenakan pakaiannya kemudian kembali ke kamarnya setelah sebelumnya mencium Anya.

Anya mengambil handuknya di atas rak. Menuju kamar mandi, menutup rapat pintunya. Ia melihat tumpukan pakaian dalam yang kotor. Celana dalam Aa Sultan ada di sana. Anya meremas celana dalam itu.

Ia memikirkan apa yang baru saja selesai Ia dan Aa Sultan lakukan. Memalukan, tetapi dirinya sendiri tidak mampu menahan gejolak nafsu. Anya mendekatkan celana dalam itu ke hidungnya, teringat saat-saat hidungnya menyentuh ujung kepala penis Aa Sultan. Anya tersenyum,

Related Posts

Cerita Sex – Baru Pacaran Langsung Diajak Ngentot

Pengalaman ini berdasarkan cerita asli yang kualami sendiri, dan ini terjadi sekitar awal bulan Februari. Cerita panas ini bermula saat aku berkenalan dengan seorang cowok, sebut saja namanya Muki. Orangnya…

Istri Jablay Dukun Pun Bertindak

Vivi tidak bisa menerima sikap dan tindakan Ardi akhir-akhir ini yang ia lihat sudah melupakan dan membiarkan keluarganya. Tindakan ini dilihat Vivi saat Ardi akan pergi ke luar kota untuk…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You Missed

Cerita Sex – Baru Pacaran Langsung Diajak Ngentot

  • By ngabseo
  • October 5, 2024
  • 2 views
Cerita Sex – Baru Pacaran Langsung Diajak Ngentot

Istri Jablay Dukun Pun Bertindak

  • By ngabseo
  • October 3, 2024
  • 3 views
Istri Jablay Dukun Pun Bertindak

Cerita Dewasa, Tua Tua Keladi Doyan Kentod

  • By ngabseo
  • September 30, 2024
  • 3 views
Cerita Dewasa, Tua Tua Keladi Doyan Kentod

Kenikmatan Yang Selalu Digemari Suamiku

  • By ngabseo
  • September 28, 2024
  • 6 views
Kenikmatan Yang Selalu Digemari Suamiku

Ngentod Dengan 2 Cewe Liar Yang Minta Di Rangsang

  • By ngabseo
  • September 23, 2024
  • 3 views
Ngentod Dengan 2 Cewe Liar Yang Minta Di Rangsang

Malam Naas Sepasang Gadis Berjilbab

  • By ngabseo
  • September 22, 2024
  • 6 views
Malam Naas Sepasang Gadis Berjilbab